Menurut KBBI, kata dasar “anggur” memiliki tiga macam arti. Tapi yang akan dibahas adalah anggur, menganggur yang berarti tidak memiliki kegiatan apa-apa yang menghasilkan uang; tidak melakukan apa-apa; tidak bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa sesungguhnya menjadi pengangguran itu nggak menyenangkan banget. Karena di dunia fana ini, semua hal itu membutuhkan dan dipengaruhi oleh uang, baik sandang, pangan dan papan. Benar kan?
Lalu apa kaitannya dengan salah jurusan? Kalau misalnya hanya salah jurusan pas lagi naik angkutan umum sih nggak menjadi masalah yang serius, karena nantinya kita bisa memutar balik atau naik angkutan umum lain untuk mencapai tempat tujuan sebelumnya. Lain halnya jika salah jurusan saat kuliah dulu. Banyak masalah yang menyangkut masa depan akan timbul karenanya. Baik itu saat masih kuliah, seperti mengulang mata kuliah akibat nilai ujian yang jelek dan ngga lulus-lulus karena terhambat skripsi yang menyusahkan, maupun setelah wisuda nanti, mau dibawa ke mana gelar yang sudah didapatkan?
Tolong jangan dianggap remeh, ada pepatah mengatakan bahwa “berbahagialah orang yang bekerja sesuai hobi dan passion-nya,” karena orang seperti itu akan selalu bersemangat menikmati kehidupannya dan meraih kesuksesannya dengan penuh kebanggaan. Tapi bagaimana nasib seseorang yang menganggur akibat salah jurusan waktu kuliah dulu? Memang benar sekarang ini gelar ngga begitu memengaruhi jenis pekerjaan. Buktinya dapat dilihat sendiri, lulusan pertanian dapat bekerja di bank, lulusan MIPA bekerja di media massa dan lainnya.
Walaupun begitu, untuk mendapatkan pekerjaan yang berbeda dari gelar yang kita punya, ada beberapa penilaian umum yang pada akhirnya akan membuat seseorang yang salah jurusan ini akan menjadi seorang pengangguran, antara lain yaitu:
Dibutuhkan Yang Berpengalaman
Pengalaman sangat penting dalam hal mempromosikan diri kepada perusahaan tempat di mana kita bekerja nantinya. Karena perusahaan akan lebih tertarik dan melirik calon karyawan yang sudah cukup ahli di bidangnya. Lalu bagaimana dengan nasib orang yang salah jurusan? Jikalau yang diminta berpengalaman 1 tahun atau kurang, masih bisa diusahakan, tapi jika lebih dari itu sungguh memprihatinkan. Mengapa? Coba dipikirkan dan lihatlah teman kuliah dulu yang merasa salah jurusan. Apakah mereka memiliki banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk mempelajari hal-hal lain? Mungkin ada sebagian, tapi sebagian lagi terkatung-katung hidupnya demi memperbaiki nilai dan berusaha agar lulus kuliahnya. Jadi saat ingin melamar pekerjaan sesuai gelar mereka bermasalah dengan prestasi sedangkan diluar gelar ngga cukup pengalamannya.
Nilai IPK Sesuai Kriteria
Ada yang mengatakan bahwa IPK hanya sekadar formalitas jika ingin melamar pekerjaan. Mungkin itu benar bagi mereka yang memiliki pengalaman lebih di bidangnya. Misalkan suatu perusahaan membutuhkan calon karyawan yang IPK-nya 3.00, sementara IPK yang kita punya hanya 2.9. Nilai tersebut bisa dikatakan formalitas, jika ternyata karyawan yang IPK-nya 2.9 lebih berpengalaman di bidang pekerjaan yang dilamar daripada yang IPK-nya 3.0. Alhasil bagi mereka (orang yang salah jurusan) yang ngga memenuhi kriteria IPK dan ngga mempunyai pengalaman lain, terpaksa harus lebih giat dan terus mencari-cari perusahaan yang cocok dengannya.
Mau Merintis Dari Awal
Ketika pengalaman ngga ada dan juga IPK ngga memenuhi, mungkin jalan satu-satunya adalah menjawab pertanyaan apakah orang yang salah jurusan tersebut mau merintis dari awal? Sudah banyak perusahaan yang menawarkan program pelatihan atau masa percobaan calon karyawan seperti MDP, ODP atau hal semacamnya dan beberapa diantaranya ada yang ngga terlalu memperhatikan IPK. Tapi biasanya kalau ternyata sudah ngga ada lagi yang sesuai kriteria, maka mereka akan memilih pekerjaan baru yang mungkin mereka sendiri belum tahu cara kerjanya. Tapi kalau konsisten dan enjoy mengerjakannya dari awal, maka semoga kedepannya, sebuah kesuksesan dapat juga diraihnya.
Ngga Punya Banyak Kenalan
Memang susah jika kita ngga mempunyai teman, apalagi kenalan yang banyak selain di sekolah atau tempat kuliah dulu. Apalagi kalau kita ingin memilih pekerjaan diluar gelar yang dipunya. Kalau teman satu jurusan kan tinggal dihubungi langsung, mungkin dia bisa membantu. Tapi kalau bukan, sebaiknya mencari seorang teman yang lain. Kali aja suatu saat nanti mereka mempunyai perusahaan atau jabatan tinggi dan akan memberikan kita kesempatan untuk bekerja dan mengembangkan bakat di perusahaannya. Jadi sebaiknya jika suatu saat kalian merasa salah jurusan di akhir masa perkuliahan, carilah teman-teman atau komunitas yang sesuai dengan passion, mungkin saja bisa membantu kehidupan setelah wisuda.
Terjebak Idealisme
Idealisme itu memang baik, tapi kalau sudah dalam keadaan memaksa dan ngga memungkinkan lagi, cobalah untuk melunak sejenak. Jangan terlalu ngotot karena gajinya ngga cocok atau ngga sesuai standar, kerjanya berat tapi upahnya sedikit, terus ngga mau diambil. Padahal sebenarnya perusahaan tersebut sudah berbaik hati membantu dan menerima kalian (orang yang salah jurusan) sebagai calon karyawan. Kalau begitu terus, mau sampai kapan kalian akan mencari pekerjaan sesuai idealis-mu, kawan? Karena sesungguhnya Tuhan telah memberikan jalan untukmu memperoleh rezeki.
***
Itulah beberapa hal yang menurut Admin menjadi permasalahan orang yang salah jurusan dalam melamar pekerjaan. Karena sejatinya perusahaan menginginkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Tapi semua itu jangan terlalu dijadikan beban pikiran selama kita sudah mencoba, terus berusaha dan berdoa kepada Yang Mahakuasa. Jikalau sekiranya ada pendapat gue yang salah dan mungkin ingin ditambahkan. Silakan berbagi cerita dan berkomentar di bawahnya ya! Terima kasih.
0Komentar