Jika kamu berkunjung ke suatu daerah pasti ada wisata kuliner khas yang mungkin tidak kamu temukan pada daerah lain. Nah, pada kesempatan kali ini Pustakawan Barru akan membahas artikel tentang bau nyale. Ini adalah festival berburu cacing laut loh! Nah, loh. Geli gak tuh bagi kamu yang baru mendengar tentang cacing laut? Yang namanya cacing rata-rata bentuknya sama ya kan? terus apa manfaat tradisi bau nyale?
Baca Juga : 9 Tempat Wisata di Lombok Yang Paling Menarik
Bagi kamu yang bukan berasal dari daerah Lombok pasti bergidik mendengar ada festival berburu cacing ini. Apalagi, setelah terkumpul banyak maka cacing tersebut nantinya akan diolah dan sama-sama disantap oleh masyarakat sekitar. Termasuk salah satu kuliner unik dan ekstrim memang. Tapi, ada fakta tentang sejarah bau nyale ini loh. Penasaran? Mari simak ulasannya.
Asal Usul Tradisi Bau Nyale
Tidak sembarangan berburu cacing laut saja. Ternyata, tradisi ini memiliki cerita atau legenda yang terbilang unik. Cerita tersebut berawal dari kerajaan Lombok dahulu kala. Di mana lahirlah seorang putri yang cantik jelita. Namanya adalah Putri Mandalika. Sayangnya, kehidupan sang putri tidak semulus parasnya. Justru, kecantikan dirinya ini membuat sebuah tragedi yang dikenang sampai saat ini.
Berkat kecantikan Putri Mandalika, ada banyak pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya. Bahkan pemuda yang bukan pangeran sekalipun selalu terpikat padanya ketika melihat kecantikan wajah sang putri. Karena bingung, Raja memberikan sebuah sayembara. Isi dari sayembara tersebut adalah lomba memanah sebuah objek di kawasan Pantai Kuta.
Semua pemuda dan pangeran yang ingin melamar sang putri berkumpul dan mencoba memanah sebaik mungkin. Sayangnya, tidak ada satupun yang berhasil. Karena ini, kegaduhan pun terjadi. Mereka saling berdebat mengatakan jika merekalah yang terbaik. Karena sifat Mandalika yang baik, maka sang putri menceburkan dirinya ke laut.
Hal ini semata-mata ia lakukan agar tidak ada pertikaian dan tidak ada calon yang merasa sedih jika tidak terpilih. Sayangnya, Raja yang panik tidak menemukan putrinya lagi. Setelah putri nyebur ke laut yang mereka temukan hanyalah sekumpulan cacing laut yang tiba-tiba datang dalam jumlah banyak. Inilah mengapa tradisi Bau Nyale dianggap sebagai titisan dari Putri Mandalika.
Kapan Tradisi Bau Nyale Diadakan?
Tradisi ini berlangsung hingga saat ini. Di mana sekumpulan cacing laut akan berkumpul di lokasi tertentu pada pantai di Lombok. Biasanya digelar saat bulan kesepuluh kalender Sasak. Dan, pada tahun ini tepat di pertengahan bulan Februari.
Olahan Cacing Laut Lezat
Tahukah kamu? Bau Nyale yang merupakan berburu cacing laut ini nantinya akan diolah dan dinikmati loh! Uniknya lagi, kebanyakan masyarakat bahkan tidak akan mengolah atau memasaknya terlebih dahulu. Mereka lebih suka menikmati cacing laut ini mentah-mentah. Sebab, rasanya dikenal sangat lezat dan bergizi.
Baca Juga : 10 Pantai Terindah Di Gunungkidul Dengan Panorama Yang Menakjubkan
Lantas, benarkah demikian? Apakah berbahaya mengkonsumsi cacing laut? Ternyata, cacing laut ini sebenarnya tidak berbahaya jika dikonsumsi. Hanya saja sebagian orang pasti merasa jijik untuk memakan apalagi tanpa diolah terlebih dahulu.
Apakah Keistimewaan Nyale yang Ditangkap?
Kandungan protein yang ada pada cacing laut sangat tinggi. Bahkan, kandungan proteinnya lebih banyak jika dibandingkan telur dan daging loh! Inilah mengapa banyak yang menjadikannya sebagai makanan alternatif.
Pada perayaan Nyale masyarakat memang kebanyakan memakan secara mentah. Namun, tidak jarang juga diolah menjadi sambal nyale, kukus nyale atau nyale pa'dongo. Menurut masyarakat Lombok, jika mengkonsumsi nyale atau cacing laut secara mentah. Maka, kamu akan merasakan rasa manis dan kenyal yang membuat banyak orang ketagihan. Sayangnya, jika kamu masih belum terbiasa maka coba saja yang sudah diolah (dimasak).
0Komentar