Setiap anak mempunyai masa-masa yang sama dalam hidupnya. Dan masa pertama yang dilalui seorang anak adalah fase atau masa di usia yang masih sangat belia, yakni dari usia 0 hingga 3 tahun. Di usia ini, anak-anak sedang mengalami, menjalani, merasakan fase yang bernama usia keemasan atau biasa disebut dengan golden age. Anak-anak yang masih berada di fase ini harus mendapatkan pendidikan yang sangat bagus dari orang tuanya, sehingga orang tua meski menampilkan hal-hal yang memang baik untuk dilihat oleh anak, karena di usia 0 hingga 3 tahun anak mudah sekali meniru apa yang dilihat dan didengarnya.
Apabila yang sering didengar dan dilihatnya adalah hal-hal yang baik, maka akan tercipta sebuah pribadi yang baik, begitupun sebaliknya. Jadi, jangan heran ketika kamu menemukan orang-orang yang memang agak nyeleneh. Hal ini tidak sepenuhnya salah anak, karena bisa saja hal ini terjadi karena memang masa golden age anak tersebut tidak dihabiskannya dengan baik. Masa-masa ketika usianya 0 hingga 3 tahun dia sering mendapati hal-hal yang tidak baik dalam hidupnya. Misalnya, terlalu sering mendengar amarah orangtua, sering dipukuli, dibentak, dan lain sebagainya.
Jadi sebenarnya, tidak sepenuhnya salah anak jika masa remaja hingga dewasanya ia memiliki pribadi yang tidak baik, karena pribadinya saat ini merupakan hasil didikan ketika ia di usia 0 hingga 3 tahun. Nah, apabila sekarang kamu menemukan ada anak yang suka memukul temannya, memaki-maki, gemar marah, maka hal ini mengindikasikan bahwa ketika ia berusia 0 hingga 3 tahun orang tuanya kerap memukulinya atau pun kerap memarahinya. Hal ini bukan hanya sekedar asumsi belaka, melainkan sudah berada di tahap penelitian.
Nah, apapun yang dilakukan anak kamu ketika 0 hingga 3 tahun, atau sedang berada di fase golden age ini, usahakan untuk selalu memberikan pendidikan yang terbaik, anak-anak kamu berhak mendapatkan masa golden age yang sempurna, agar pribadinya terbentuk dengan baik. Jangan pernah memarahinya, melarang, membentak, apalagi sampai memukul. Lalu jika anak bandal bagaimana?
Cara menanganinya adalah dengan selalu mengungkapkan kata-kata yang positif, jangan mengatakan kamu tidak boleh seperti ini, kamu tidak boleh seperti itu, atau ungkapan yang sejenis ya. Ungkapkan saja kalimat-kalimat yang baik, usahakan semaksimal mungkin untuk tidak mengungkapkan kata-kata yang buruk, karena apapun yang didengarnya akan terekam hingga ia dewasa.
Pernah mendengar kisah seorag bocah kecil nakal yang menjadi imam besar Masjidil Haram? Saya lupa namanya, yang jelas, ketika beliau kecil, kebetulan di rumahnya sedang ada tamu, nah tatkala ibunya akan memberikan hidangan minum, anak tersebut memasukkan garam ke dalam minuman sang tamu. Ibunda yang mengetahuinya, bagaimana reaksinya? Apakah ia marah? Membentak? Memukul anak? Tidak, ibunda tersebut justru tersenyum lalu mengungkapkan kalimat-kalimat yang indah.
Salah satu kalimat indah yang diungkapkannya adalah, “Semoga kelak engkau menjadi orang besar”. Dan lihatlah, ibunya saat itu tentu merasa malu, marah, jengkel terhadap apa yang dilakukan anaknya. Namun bagaimanapun, ia tetap berupaya agar tidak marah, atau mengeluarkan kalimat yang tidak baik untuk didengar.
Maka mulai sekarang, cobalah untuk hanya mengungkapkan kalimat yang baik lagi positif, terutama di depan anak kamu yang masih berusia 0 hingga 3 tahun. Dengan terus mendengar kalimat yang baik, maka kemungkinan besar, ia akan tumbuh menjadi anak yang baik.
0Komentar