Ada seseorang bertanya kepada saya: "Mengapa Rezeki Setiap Orang Berbeda?" Mengapa ada orang kaya dan ada orang miskin?

Sebagian orang menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban "kalau semua orang jadi kaya, maka tidak akan ada yang bekerja. Karena semuanya sudah punya banyak uang." Saya rasa jawaban ini tidak tepat. Sekali lagi, tidak tepat. Ini adalah jawaban keliru.

  • Apakah jika semua orang Indonesia kaya raya alias tidak ada yang miskin, maka tidak akan ada pekerja? Belum tentu.
  • Apakah jika semua orang Indonesia menjadi pengusaha sukses, tidak akan ada yang bekerja? Belum tentu.

Ini perlu diluruskan. 

Kita bekerja bukan karena miskin.

Kita bekerja bukan sekedar mencari uang. Artinya apa? Bukan hanya untuk mendapatkan uang. Tapi lebih kepada menjalankan peran khalifah di muka bumi. Lebih kepada menjalankan peran sebagai orang yang bisa bermanfaat buat masyarakat. Semua menjalankan perannya masing-masing. 


Mengapa Rezeki Setiap Orang Berbeda? Ini Jawabannya!

Ingat ya, bukan sekedar mencari uang. Uang itu sifatnya panas. Uang itu sifatnya cepat habis. Uang itu sifatnya sementara. Tidak ada uang permanen. Makanya harus terus bekerja. 

Saya ilustrasikan begini. 

  • Seorang petani kaya raya dan banyak uang, apakah ia akan berhenti menjadi petani? Belum tentu.
  • Seorang penjahit yang sukses, apakah ia akan berhenti menjadi penjahit? Belum tentu.
  • Seorang guru, yang sudah sukses, apakah ia akan berhenti menjadi guru? Belum tentu.

Hidup ini saling membutuhkan satu sama lain. Seorang guru butuh makan. Maka ia membeli beras dari warung. Seorang pedagang warung membeli beras dari grosir, pasar atau petani langsung. Begitu pun sebaliknya. Seorang petani atau pedagang mempunyai anak. Anaknya harus sekolah. Anaknya butuh guru. Saling membutuhkan.

Kurang jelas? Saya beri contoh yang lain. 

Seorang pengusaha elektronik yang sukses mempunyai istri. Istrinya membutuhkan baju untuk pesta ulang tahun anaknya. Maka, istrinya pergi ke toko baju atau tukang jahit langsung. Tukang jahit dapat order. Dapat uang pula. Tukang jahit (walaupun sudah sukses) butuh hiburan untuk anaknya. Maka, tukang jahit beli televisi. Belinya dimana? Di toko elektronik. 

Ya. Begitulah namanya hidup. Semua saling membutuhkan. 

Jadi jika semua orang Indonesia kaya raya dan sukses, bukan berarti tidak akan ada pekerja. Bukan berarti tidak ada yang kerja. Lihat saja sekarang, orang kaya tetap bekerja, kan? Meskipun ia tidak bekerja pada perusahaan orang lain, tapi ia bekerja untuk usahanya sendiri.

Terus, apa dong jawaban "Mengapa Rezeki Setiap Orang Berbeda? Mengapa ada orang kaya dan orang miskin? Mengapa Anda kaya, saya miskin?"

Jawabannya adalah sunatullah. Barangsiapa yang mau bekerja keras, maka ia akan sukses. Barang siapa yang ikhtiarnya luar biasa, usahanya luar biasa, doanya luar biasa, maka ia akan sukses. 

Mengapa ada orang yang dilahirkan sudah kaya? Takdir. Ia dilahirkan di keluarga kaya. Bapaknya dulu seorang pekerja keras. Maka ia kecipratan kaya. Tapi, jika anaknya tidak bekerja keras dan tidak mau berusaha, maka lambat laun hartanya akan habis.

Ada pepatah, yang kaya makin kaya yang miskin bablas miskin. Ini ada benarnya juga. Jika apa? Jika yang kaya mau bekerja keras dan yang miskin mengeluh dan malas. 

Kesimpulannya adalah, mengapa rezeki setiap orang berbeda? Karena usahanya beda-beda, kerja kerasnya beda-beda. Ikhtiarnya berbeda. 

Sudah dulu ya... 

Bagi yang saat ini masih belum ada perubahan hidup, silahkan baca Cara Cepat Mengubah Nasib dalam 40 Hari atau Kurang.