ANALISIS PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMP NEGERI 2 BALUSU KABUPATEN BARRU

ABDUL RAHMAN
Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email: rahmanbarru@gmail.com

Analisis Penerapan Prinsip-prinsip di Perpustakaan Sekolah SMPN 2 Balusu

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis penerapan prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu. kabupaten Barru Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Populasi penelitian yaitu staf perpustakaan, guru pustakawan dan kepala sekolah sebanyak 10. Sampel penelitian sebanyak 10 orang dengan menggunakan teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel. Teknik pengumpulan data yaitu (1) data primer yaitu wawancara dan pegamatan langsung, (2) data sekunder, yaitu dilakukan dengan penelitian kepustkaaan seperti dokumen-dokumen yang tercetak yang berisi tentang manajemen pengelolaan perpustakaan dan hal-hal yang berkaitan. Teknik analsisi data primer yaitu pemberian penjelasan sesuai hasil wawacara dan pengamatan langsung.Hasil penelitian menggambarkan bahwa penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru baik di bidang pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan belum terlaksana dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen pengelolaan perpustakaan sekolah pada umumnya, karena melihat kenyataan yang ada di Perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru sistem pengelolaan perpustakaan masih menggunakan caranya sendiri tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar pengelolaan perpustakaan.


Kata Kunci: Prinsip Manajemen, Perpustakaan Sekolah

PENDAHULUAN

Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan dan lembaga penyedia informasi akan memiliki kinerja yang baik apabila didukung dengan manajemen yang memadai, sehingga seluruh aktivitas lembaga akan mengarah para upaya pencapaian tujuan yang telah dicanangkan.


Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik, agar arah kegiatan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengetahuan dasar dalam mengelola perpustakaan agar berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu perpustakaan. Oleh karena itu dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), dan pengendalian (controlling). Di samping itu, manajemen juga dimaksudkan agar elemen yang terlibat dalam perpustakaan mampu melakukan tugas dan pekerjaannya dengan baik dan benar.


Manajemen adalah merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner). Oleh karena itu, apabila proses dan sistem perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan tidaka baik, maka proses manajemen secara keseluruhan tidak lancer, dan proses pencapaian tujuan akan terganggu dan mengalami kegagalan.


Manajemen dalam perpustakaan sekolah bukan sekedar kegiatan menempatkan buku-buku di rak, akan tetapi lebih dari itu, sangat kompleks, berkelanjutan, dan selalu berubah. Jadi manajemen merupakan sebuah proses yang memfokuskan pada memperhatikan kegiatan dari hari ke hari, menghadapi permasalahan isi dan integrasi dengan tujuan-tujuan sekolah. Kegiatan manajemen adalah kegiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem, terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau factor untuk mendukungnya.


Dalam penerapannya di perpustakaan , Bryson (1990) menyatakan bahwa manajemen perpustakaan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian. Dari pengertian ini, ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan, diperlukan sumber daya manusia, dan sumber-sumber manusia yang berupa sumber dana, teknik atau sistem, fisik, perlengkapan, informasi, ide atau gagasan, dan teknologi. Elemen-elemen tersebut dikelola melalui proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang diharapkan mampu menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna.


Pada dasarnya prinsip-prinsip manajemen perpustakaan sekolah sama dengan perpustakaan lainnya yaitu: 

(1) untuk menyimpan dan memencarkan ilmu pengetahuan yaitu sepanjang sejarah manusia, perpustakaan merupakan satu-satunya pranata ciptaan manusia, tempat manusia dapat menemukan kembali informasi yang permanen serta luas ruang lingkupnya. Masyarakat selalu mengatakan bahwa perpustakaan mempunyai efek sosial, ekonomi, politik dan edukatif. 

(2) merupakan pusat kekuatan yaitu perpustakaan merupakan gudang ilmu pengetahuan maka perpustakaan pun merupakan kekuatan. Dengan kekuatan spiritual dan fisik. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan rekaman ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu pengetahuan merupakan kekuatan. 

(3) perpustakaan harus berkembang adalah perpustakaan harus berkembang walaupun laju pertumbuhan tidak selalu sama. Perpustakaan harus berkembang karena pengguna perpustakaan menghendaki pengembangan koleksi yang mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan. Bila koleksi tidak berkembang, perpustakaan akan ditinggalkan pembacanya. 

(4) perpustakaan terbuka untuk semua orang: Perpustakaan harus terbuka bagi semua bagi semua anggota masyarakat dengan tidak memandang perbedaan usia, kelamin, pekerjaan, usia, keyakinan, warna kulit maupun agama. 

(5) perpustakaan harus punya pustakawan yang profesional adalah tugas pustakawan untuk menambah koleksi perpustakaan, pustakawan harus tahu koleksi/buku yang baik, tepat dan diminati pengguna, pustakawan juga harus bisa menyusun koleksi/buku menurut aturan tertentu karena keunggulan koleksi akan sia-sia belaka bila tidak digunakan. Untuk dapat digunakan oleh pengguna/pembaca maka koleksi perpustakaan harus diatur menurut susunan tertentu. Pembaca akan mengalami kesulitan dan bingung apabila menemui sebuah perpustakaan dengan koleksi misalnya 10.000 koleksi/buku yang tidak diatur/disusun dengan baik Maka perpustakaan harus punya pustakawan yang profesional dalam menangani tugas tersebut.


Seperti halnya penerapan prinsip-prinsip manajemen di perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru belum sepenuhya diterapkan sesuai dengan teori prinsip-prinsip manajemen yang ada. Pemnfaatan sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber dana, sarana dan prasarana lainnya belum menjalankan peran dan fungsinya. Eelemen-elemen tersebut belum dikelola sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen, sehingga perpustakaan tersebut belum menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Tugas dan fungsi perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru adalah untuk memenuhi kebutuhan akan informasi atau bahan pustaka kepada pemakainya yaitu siswa dan guru, kepala sekolah dan pegawai yang ada di lingkungannya. Pelayanan yang ada tentunya sangat berpengaruh, apabila sistem pengelolaan perpustkaan yang ada belum memenuhi standar perpustakaan yang sebenarnya.


Gambaran di atas menunjukkan bahwa betapa besar peranan manajemen dalam perpustkaan sekolah, sehingga dapat memberikan pelayanan informasi yang efektif dan efisien kepada pengguna yang ada di lingkungannya. Berdasarkan hal tersbut, maka penulis dalam melakukan suatu penelitian di lapangan mengambil suatu judul yaitu: “Penerapan Prinsi-Prinsip Manajemen Dalam Pengelolaan Perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru. Rumusan permasalahannya adalah bagaimana penerapan prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru Dengan tujuan yaitu untuk mengetahui penerapan prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode survei, sedangkan tipenya adalah deskriptif, yaitu memberikan gambaran mengenai kondisi obyektif terhadap prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru. Polulasi penelitian yaitu staf perpustakaan, guru pustakawan dan kepala sekolah sebanyak 10. Mengingat jumlah populasi tidak terlalu banyak maka penulis menetapkan semua anggota populasi sebagai sampel  penelitian. Menurut Sugiyono, “Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sampel”. Dengan demikian jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data yaitu (1) data primer yaitu wawancara dan pengamatan langsung, (2) data sekunder, yaitu dilakukan dengan penelitian kepustakaaan seperti dokumen-dokumen yang tercetak yang berisi tentang manajemen pengelolaan perpustakaan dan hal-hal yang berkaitan. Teknik analsis data primer yaitu pemberian penjelasan sesuai hasil wawancara dan pengamatan langsung. 


HASIL DAN PEMBAHASAN    

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Perpustakaan SMP Negeri 2 Kabupaten Barru dapat memberikan gambaran tentang penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Kabupaten Barru dapat diukur dari beberapa indikator, sebagai berikut.
Fungsi perpustakaan SMP Negeri Balusu, kabupaten Barru, yaitu 

(1) mengumpulkan, menghimpun, mengolah data, menyediakan data dan informasi yang berhubungan dengan kebutuhan siswa, guru, kepala sekolah dan stafnya,

 (2) melakukan pembinaan teknis pengelolaan perpustakaan kependidikan di lingkungan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru, 

(3) merencanakan dan melengkapi bahan-bahan kepustakaan, 

(4) membantu pemakai perpustakaan dalam mencari informasi.


Perencanaan sarana dan prasarana yaitu merencanakan fasilitas dalam rangka memperbaiki fasilitas yang ada seperti menambah menambah meja dan kursi baca, lemari atau rak bahan pustka, kipas angin dan lain-lain. Adapun sarana dan prasarana perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru masih sangat terbatas, ruang bacanya masih kecil, luas ruangan yaitu 4 x 5. Dengan melihat kondisi ruangan yang ada, kapasitas pengunjung atau daya tampung masih sedikit, sehingga pengunjung tidak dapat bersamaan memanfaatkan perpustakaan. Fasilitas lain yang ada seperti 3 buah meja baca, 13 kursi, 3 buah rak buku, kipas angin, jam dinding, komputer, dan lain-lain. 


 Pengelola perpustakaan yang ada sebanyak 5 orang yaitu 1 pegawai, 4 guru yang mempunyai tugas tambahan di perpustakaan, dan ke 5 pegawai dan guru yang bertugas bergantian bukan merupakan tenaga profesional yang mempunyai kompetensi dalam bidang pegelolaan perpustakaan. Dengan memiliki latar belakang pendidikan non perpustakaan, maka dalam mengelola perpustakaan tidak bisa berjalan dengan baik dan akan sulit memberikan layanan yang maksimal kepada penggunanya. Sesuai pengamataan penulis dan hasil wawancara penulis pada perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengelola  perpustakaan tidak ada pembagian tugas, semua tugas dijalankan. Karena 5 pengelola perpustakaan itu tidak memahami bagaimana mengelola perpustakaan dengan baik dan sesuai dengan standar perpustakaan pada umumnya.


Dalam upaya meningkatkan sistem pengelolan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru, maka peningkatan sumber daya manusia sangat perlu diperhatikan, hal ini bisa dilakukan dengan mengirim petugasnya untuk magang atau pendidikan di suatu perpustakaan yang betul-betul dalam pengelolaan perpustakaan sudah bagus dan dapat dijasikan suatu contoh dalam menerapkan sisitem pengelolaan perpustakaan yang sebenarnya. Sangat ironis, bahwa banyak perpustakaan yang ditemukan sekolah-sekolah, dimana pengelola perpustakaan tidak dikelola oleh sumber daya manusia yang kompoten di bidang perpustakaan, sama halnya dengan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan yang ada bahwa pihak pengambil kebijakan di bidang perpustkaan akan mempertimbangkan untuk mengadakan rekruitmen tenaga perpustakaan. Menurut informan tersebut, karena dalam pengelolaan perpustakaan sangat perlu merekrut orang-orang yang berlatar belakang pendidikan perpustakaan, sehingga perpustakaan tersebut dapat berdaya guna bagi pemakainya.


Untuk pengadaan koleksi selanjutnya dengan melalui berbagai cara pembelian, hadiah dan tukar menukar. Pembelian dilakukan sesuai dengan anggaran yang tersedia. Buku diseleksi oleh anggota pegawai perpustakaan, guru dan kepala sekolah, kemudia selesaai diseleksi dibuatkan daftar buku pemesanan baik melalui percetakan, penerbit, distribotur buku. Dalam pengadaan bahan pustaka tetap memperhatika skala perioritas yaitu bahan-bahan tersebut dapat memberikan referensi atau bahan ajar dalam menunjang prosess belajar mengajar di sekolah SMP Negeri 2 kabupaten Barru. Model pemesanannya yaitu mengirimkan uang ke masing-masing tempat dimana bahan-bahan pustaka tersebut dibeli.


Perencanaan anggaran yang dibutuhkan dalam pengelolaan perpustakaan tetap mempertimbangkan dengan alokasi anggaran yang ada. Sumber dana atau keuangan adalah anggaran pengadaan bahan pustaka di perpustakaan sekolah biasanya bersumber yakni anggaran pemerintah, dari berbagai penggalangan dana seperti diperoleh dari pedaftaran anggota, denda, jasa fotrokopi, jasa penelusuran literatur, jasa terjemahan, kerjasama dengan penerbit dan lain-lain. Namun pada perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru adalah berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengelola perpustakaan bahwa sumber dana perpustakaan yang ada yaitu mengandalkan dana BOS (biaya operasional sekolah) setiap tahunnya. Dengan demikia bahwa untuk pengelolaan perpustakaan sekolah dalam merencanakan anggaran perpustakaan selalu berpedoman pada anggaran dana BOS.
Pengawasan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru yaitu pengawasan internal yaitu dilakukan oleh bagian perpustakaan dan sekolah. Dimana pengelola perpustakaan diminta pertanggungjawabannya setiap satu tahun untuk melaporkan program yang telah berjalan setiap tahunnya, seperti penggunaan anggara seperti pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, data statistik pelayanan perpustakaan, dan lain-lain. Menurut pernyataan kepala sekolah bahwa pengawasan dilakukan setiap tahunnya, kemudian diadakan suatu evaluasi dari hasil laporan yang telah diserahkan oleh pengelola perpustakaan.


PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penerapan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, Kabupaten Barru baik di bidang pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan belum terlaksana dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen pengelolaan perpustakaan sekolah pada umummnya, karena melihat kenyaataan yang ada di Perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru sistem pengelolaan perpustakaan masih menggunakan caranya sendiri tanpa memperhatikan prinsip-prinsip dasar pengelolaan perpustakaan.
Saran penulis adalah bahwa dalam rangka memperbaiki mutu layanan perpustakaan yang baik, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar manajemen pengelolaan perpustakaan, sehingga perpustakaan SMP Negeri 2 Balusu, kabupaten Barru dapat bermanfaat dan berdaya guna bagi masyarakat lingkungan sekolah tersebut, maupun masyarakat dari luar.

DAFTAR PUSTAKA


Daryono.  (2008).  Manajemen Perpustakaan (online)

Lembaga Pemberdayaan Perpustakaan dan Informasi.  (2001).  Pedoman
                 Pegelolaan Perpustakaan Madrasah.  Yogyakarta : BEF Depag RI dan
                 FKBA.

Noerhayati, S. (1987).  Pengelolaan Perpustakaan.  Bandung : Alumni.

Sinarhadi. (1990).  Dasar-Dasar Manajemen.  Yogayakarta : Institut Pertanian
                   Yogyakarta.

Sugiono, (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
               Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (1998).  Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo
                    Persada.

Terry, G.R. (1991).  Principles Of Management; Prinsip-prinsip Manajemen.
                    Jakarta : Bumu Aksara.