HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 08 SIAWUNG, KABUPATEN BARRU
EDY SYAM
Program Studi ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email: edhyboyz@yahoo.co.id
Program Studi ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email: edhyboyz@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kata Kunci: Minat Baca, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan sarana pendukung yang sangat penting untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran-peran yang dapat dilakukan adalah menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan, menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat, mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya, motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Keberadaan perpustakaan sekolah dewasa ini semakin dirasakan. Perpustakaan sekolah mampu menunjang kegiatan belajar mengajar sebagai pusat kegiatan pelaksanaan kurikulum di sekolah semakin meningkat. Lebih-lebih sejak di undangkan Undang-undang No.2. Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada Pasal 45 ayat 1 yang menyebutkan : “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, dan kejiwaan peserta didik”. Hal ini dapat juga dilihat fungsi perpustakaan sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai : a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya. c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan) Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi perpustakaan bersangkutan.
Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bias atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi siswa.
Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan ketersediaan bahan bacaan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun dalam kualitas bacaan Oleh karena itu peran perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca (Darmono, 2004 : 187). Salah satu langkah yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar yang diharapkan perlu adanya kegiatan membaca. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktifitas visual, berfikir psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata lisan. Sebagai proses berfikir, membaca mencakup aktifitas pengenalan kata, pemahaman literal interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2005:2).
Membangun minat baca pada siswa atau anak sebenarnya bisa dimiliki dari sejak anak usia dini. Di mana lingkungan keluarga memegang peran penting dalam menumbuhkan minat baca siswa. Terutama kedua orang tua harus memberikan perhatian terhadap anak dengan cara memberikan kegiatan yang bisa menumbuhkan minat baca pada anak.
Dengan adanya minat yang tinggi pada siswa akan menjadikan siswa lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar. Seseorang yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu biasanya tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam menguasai ilmu yang dipelajari. Sebaliknya kalau seseorang belajar atau membaca dengan penuh minat maka akan meluangkan waktunya yang cukup banyak untuk mendalami mata pelajaran tersebut sehingga diharapkan prestasi yang dicapai akan lebih baik. Dalam menghasilkan output yang berkualitas, maka dalam bidang pendidikan diperlukan media pembelajaran yang memadai, untuk mengetahui keberhasilan proses belajar siswa dapat diketahui dari prestasi yang dicapai siswa. Prestasi belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha. Tinggi rendahnya prestasi belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, siswa dipengaruhi banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. Dari dalam diri siswa itu antara lain faktor kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kesehatan jasmani dan juga usaha untuk meningkatkan prestasi, sedangkan dari luar siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, peralatan, dan media belajar.
Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam minat baca siswa cenderung pada pendidik dan orang tua. Di samping itu faktor sarana dan prasarana misalnya perpustakaan sekolah dapat menentukan dalam membina dan mengembangkan minat baca siswa.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa minat baca bukan saja berpengaruh terhadap hasil belajar. Makin giat membaca makin banyak pengetahuan yang diperoleh. Dan hal ini akan berpengaruh pada prestasi belajar. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abu Ahmadi dkk :“Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam maupun dari luar”
Prestasi belajar merupakan suatu ketrampilan dan penguasaan mata pelajaran dimana penguasaan mata pelajaran tersebut dinilai dengan angka sebagai perwujudan yang telah dicapai oleh siswa dalam belajarnya. Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan, dan sebagainya.
Dengan demikian bahwa minat baca siswa disini merupakan salah satu faktor diri dalam (internal) yang sangat penting dalam menentukan baik tidaknya prestasi belajar siswa dalam menempuh pendidikan di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru.
Salah satu upaya meningkatkan prestasi belajar di tingkat sekolah atas adalah dengan cara membina serta mengembangkan minat baca siswa menurut jenjang kelas dan jenis bacaan yang ada di perpustakaan sekolah. Memahami akan pentingnya hal di atas, maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul untuk “Hubungan Minat Baca di Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara minat baca di perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri 08 Siawung kabupaten Barru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 6 yaitu sebanyak 20 orang. Sedangkan sampel 20 orang dengan menggunakan teknik penentuan sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Dengan alasan bahwa bila subyek populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya lebih besar, dapat diambil antara 10 –15 % atau 20 –25 % atau lebih. (Suharsimi Arikunto, 2006 : 130). Metode pengumpulan data penelitian yaitu melalui observasi, interview (wawancara), dan dokumentasi atau kepustakaan. Data dianalisis dengan menggunakan statistic untuk menentukan prosentase.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perpustakaan sebagai lembaga yang mengelola sumber informasi dan sumber belajar semestinya menduduki posisi kunci dalam proses pendidikan dan pelatihan baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya. Demikian juga perpustakaan sekolah didirikan dengan tujuan, selain sebagai sumber informasi dan sumber belajar perpustakaan sekolah juga diharapkan bisa atau dapat digunakan yang sebagai sarana untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, kegemaran membaca dan budaya baca bagi siswa.
Pemanfaatan sumber belajar yang disediakan oleh perpustakaan dalam proses pembelajaran akan memacu prestasi siswa, karena siswa akan termotivasi membaca buku, siswa berminat serta perhatian terhadap disiplin ilmu yang diberikan di kelas. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang disediakan perpustakaan, siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin waktu luang diluar jam belajar kelas untuk membaca, mengamati, meresapi, menghayati dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu sebagai hasil belajar atau membaca.
Menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dengan gemar membaca memang bukanlah hal yang mudah dilaksanakan. Namun demikian jelas bahwa kegemaran membaca bagi siswa akan banyak memberikan manfaat dalam kehidupannya terutama bagi kesuksesan belajar atau pendidikannya sebab kegemaran membaca adalah merupakan modal utama siswa dalam proses belajar yang dilaluinya. Demikian juga melalui membaca siswa dapat mengembangkan imajinasi, mengenal karakter kepribadiannya.
Dalam proses belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari bakat, perhatian, kecerdasan, motivasi, minat dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal terdiri dari kurikulum atau bahan pengajaran, sumber belajar, guru, sarana dan prasarana, administrasi atau manajemen dan kondisi lingkungan.
Dalam aktivitas belajar kegiatan membaca merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan, hampir sebagian kegiatan belajar adalah membaca sehingga dengan membaca siswa lebih banyak mendapat informasi yang belum disampaikan oleh guru dan memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila membaca merupakan suatu masalah yang patut mendapat perhatian, terutama siswa yang dalam kehidupan sehari-harinya bergelut dengan buku pelajaran atau buku bacaan lainnya yang berguna untuk menambah pengetahuan. Di sekolah mungkin saja ada siswa yang senang membaca ada pula yang kurang senang membaca. Rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena siswa tahu manfaat membaca, siswa menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka yang baik dapat memperluas pengetahuannya.
Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut penguasaan, pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap materi yang disajikan lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi yang dicapai oleh siswa merupakan proses pembelajaran yang mengandung serangkaian cara belajar siswa dan cara mengajar guru, yang kesemuanya berdasarkan keterampilan dan keseringan guru atau siswa memanfaatkan berbagai sumber informasi pembelajaran di perpustakaan yang merupakan hubungan timbal balik yang tidak terpisahkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan gambaran tentang hubungan minat baca siswa di perpustakaan dengan prestasi belajar di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru dengan menggunakan beberapa indikator minat baca di perpustakaan dan prestasi belajar dan menggunakan skala pengukuran sebagai berikut: sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, tidak setuju.
Indikator minat baca adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan aktivitas membaca di perpustakaan karena dengan membaca, akan diperoleh manfaat bagi dirinya. Minat baca merupakan faktor psikis yang berasal dari dalam individu yang kemungkinan sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar untuk itu minat baca perlu ditumbuh kembangkan pada diri siswa, terutama minat baca pada buku-buku pelajaran, ilmu pengetahuan atau karya-karya ilmiah.
Sesuai data hasil penelitian yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung di perpustakaan SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru dengan menggunakan indikator minat baca yaitu intensitas pemanfaatan perpustakaan, jenis buku yang dibaca atau dipinjam, waktu yang digunakan dalam membaca, motivasi membaca di perpustakaan. Indikator ini diukur dengan skala pengukuran dengan menggunakan pernyataan yang sesuai dengan pertanyaan setiap indikator, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Intensitas pemanfaatan perpustakaan adalah tingkat keseringan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dalam kurung waktu tertentu. Semakin tinggi tingkat intensitas pemanfaatan perpustakaan akan semakin luas pula wawasan keilmuan siswa. Pengukuran tingkat intensitas pemanfaatan perpustakaan oleh siswa dapat dilakukan dengan melihat frekuensi pemanfaatan semua jenis layanan perpustakaan yang digunakan oleh siswa yakni frekuensi pemanfaatan layanan peminjaman buku, layananan referensi, layanan koleksi majalah/jurnaldan surat kabar, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa intensitas pemanfaatan perpustakaan di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru oleh siswa termasuk kriteria tinggi. Karena data hasil penelitian diperoleh skor yang terbesar yaitu nilai frekuensi sebanyak 14 siswa atau 51,9% dari 27 orang siswa sebagai responden penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas pemanfaatan perpustakaan di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru yaitu siswa selalu datang ke perpustakaan baik itu waktu jam istirahat, maupun pada jam pelajaran apabila ada guru yang memberi tugas untuk datang ke perpustakaan sebagai kewajiban. Hal ini juga dapat dilihat dari data statistik pengunjung setiap bulan yaitu sebesar 230 orang siswa. Dengan demikian bahwa untuk meningkatkan minat baca lewat perpustakaan, maka siswa selalu datang ke perpustakaan baik untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, untuk meminjam buku, dan lain-lain.
Pemanfaatan sumber belajar yang disediakan oleh perpustakaan dalam proses pembelajaran akan memacu prestasi siswa, karena siswa akan termotivasi membaca buku, siswa berminat serta perhatian terhadap disiplin ilmu yang diberikan di kelas. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang disediakan perpustakaan, siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin waktu luang di luar jam belajar kelas untuk membaca, mengamati, meresapi, menghayati dan pada akhirnya memiliki sejumlah pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu sebagai hasil belajar atau membaca.
Dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah siswa lebih berwawasan, kreatif, dan inovatif dalam proses belajar di sekolah. Hal ini sangat membantu siswa dalam memecahkan masalah belajar yang dihadapi. Semakin sering siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah semakin tinggi prestasi yang diraih. Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa yang sering mempergunakan perpustakaan sekolah lebih pintar dan selalu mendapat nilai yang paling tinggi.
Jenis buku teks yang dibaca atau dipinjam adalah buku-buku yang dibaca atau dipinjam pulang apabila berkunjung ke perpustakaan. Buku merupakan bentuk cetakan yang tidak bisa dijauhkan dari aktivitas belajar mengajar. Kebutuhan buku dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kebutuhan wajib di mana peran buku utamanya dapat digunakan sebagai bahan ajar ataupun sumber belajar. Peranan sebagai bahan ajar sekaligus sumber belajar ini hampir dapat ditemukan pada setiap proses pembelajaran, hal ini banyak dikarenakan penggunaan buku yang mudah, murah, dapat digunakan kapan saja dan yang terpenting mampu memuat seluruh materi serta perangkat yang dibutuhkan dalam pembelajaran dalam sebuah bahan cetak. Buku yang berada di perpustakaan sekolah harus didominasi oleh buku pelajaran, buku umum (fiksi dan non fiksi), ataupun referensi lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Buku di perpustakaan sekolah juga harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik secara umum.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis buku teks yang selalu di baca atau dipinjam siswa di Perpustakaan SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru adalah buku paket pelajaran. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa skor yang paling banya adalah kriteria sangat tinggi yaitu sebesar 16 orang siswa atau 59,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis buku yang dibaca siswa di SD Negeri 08 Siawung, kabupaten Barru pada saat berkunjung ke perpustakaan yaitu buku paket pelajaran (buku teks pelajaran) yang dapat menunjang dalam kegiatan belajar ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Koleksi buku teks pelajaran adalah kumpulan buku sebagai sumber belajar siswa dalam rangka meningkatkan profesionalismenya. Koleksi buku teks pelajaran disediakan dalam jumlah banyak agar siswa mendapatkan sumber belajar dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Menurut Dian Sinaga (2011: 50) buku teks terbagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap. Yang dimaksud dengan buku teks utama yaitu buku-buku yang berisikan materi pelajaran bidang studi tertentu yang dipergunakan sebagai buku pegangan atau sumber utama untuk para siswa atau pendidik/guru. Dengan demikian, buku teks utama ini merupakan sumber utama yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum. Contoh buku teks utama yang menjadi koleksi perpustakaan sekolah adalah buku-buku paket untuk setiap jenis mata pelajaran yang diajarkan, yang biasanya langsung diberikan dari Departemen Pendidikan.
Koleksi buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah maupun pengisi waktu senggang. Dengan memanfaatkan koleksi buku teks siswa akan memperoleh pengetahuan, informasi, literature dan hiburan. Kegiatan yang tampak pada setiap kunjungan siswa ke perpustakaan adalah meminjam maupun membaca koleksi buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Peran pustakawan sebagai fasilitator sebaiknya mampu memberikan pengarahan kepada pengguna agar koleksi buku yang dimilikinya dapat dimanfaatkan oleh siswa secara optimal. Kedudukan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar siswa, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
Waktu yang digunakan membaca di perpustakaan yaitu waktu datang berkunjung dan membaca buku di perpustakaan. Waktu yang sangat singkat (sekitar 15 menit) merupakan waktu yang sangat berharga bagi siswa. Hampir semua siswa keluar dari ruangan dan melakukan berbagai aktivitas setelah penat menerima pelajaran dari guru. Kantin dan koperasi merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi siswa untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun kebutuhan alat-alat pelajaran. Sarana lain yang sering dimanfaatkan siswa adalah halaman bermain bila ada dan WC, Perpustakaan. Untuk sekolah pinggiran Perpustakaan pengunjungnya mungkin masih sangat minim, karena masih terbatasnya fasilitas. Meskipun waktu yang sangat terbatas, masih ada siswa yang benar-benar memanfaatkannya untuk membaca buku baik di perpustakaan atau di kelas.
Berdasarkan hasil penelitian ada dua waktu yang digunakan oleh siswa datang membaca atau meminjam buku di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yaitu waktu jam istirahat dan waktu jam pelajaran yang sudah disusun oleh guru berkaitan dengan tugas yang diberikan. Dari hasil data penelitian diperoleh bahwa skor yang terbanyak adalah kriteria sangat tinggi adalah sebanyak 20 siswa atau 74,1% sedangkan waktu jam pelajaran hanya 7 siswa atau 25,9%yang memberi tanggapan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kunjungan siswa ke perpustakaan di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru untuk membaca dan meminjam buku yaitu waktu yaitu pada jam istirahat. Karena tidak semua guru memberikan waktu jam pelajaran untuk datang ke perpustakaan, dan hanya waktu-waktu tertentu yaitu apabila ada tugas yang diberikan oleh guru atau tugas kelompok, dan ada lomba membaca di perpustakaan.
Motivasi membaca di perpustakaan sekolah adalah dorongan siswa datang ke perpustkaaan membaca atau meminjam, baik motivasi dari dalam diri siswa (faktor internal) seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa seperti dari lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Membaca adalah salah satu jalan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada zaman sekarang sudah banyak bahan bacaan yang bermanfaat bagi pengembangan kehidupan. Pada gilirannya minat baca seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat belajarnya. Pembinaan minat baca pada hakikatnya salah satu usaha untuk memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah yang menaunginya.
Motivasi membaca oleh lingkungan sekolah biasanya dilakukan oleh guru dan pustakawan. Guru dan pustakawan harus dapat memungsikan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam mengembangkan minat baca. Oleh karena itu pengelolaan perpustakaan diasumsikan sebagai upaya dalam mengembangkan minat baca, hal ini dapat dilihat dari berbagai sumber yang dikelola dengan baik, sehingga menarik siswa untuk memanfaatkannya.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca. Mengingat minat baca siswa masih sangat rendah dan belum berkembang dengan sepenuhnya. Sebab dengan membaca berarti dapat menambah pengetahuan, menambah ide-ide baru dan memperluas pandangan. Pengembangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan. Untuk membina dan mengembangkan minat baca tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca. Pembinaan ini dapat berupa pemberian pelayanan yang ada di perpustakaan sekolah. Semakin baik pelayanan perpustakaan di sekolah, maka minat baca akan semakin meningkat. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat edukasi, berarti perpustakaan sekolah berfungsi sebagai guru atau sebagai pusat belajar mengajar yang menyajikan kebutuhan para siswa. Di perpustakaan sekolah harus tersedia bahan pelajaran yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi baik buku-buku paket dari departemen pendidikan nasional dan sarana lain yang diharapkan dapat menunjang proses belajar mengajar. Dengan demikian perpustakaan sekolah mampu mengembangkan daya pikir siswa secara rasional, serta memenuhi kebutuhan dan tuntutan siswa akan sumber-sumber bahan pelajaran (Sinaga, 2004 : 26).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator minat baca berupa motivasi siswa membaca di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yang dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan termasuk kriteria tinggi. Dari data hasil penelitian bahwa faktor eksternal (orang tua, guru dan pustakawan) yang memiliki skor yang terbesar yaitu sebanyak 15 siswa atau 55,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang memberikan motivasi dalam mengembangkan minat baca di perpustakaan sekolah di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru adalah dari faktor eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan dengan berbagai kegiatan membaca. Sedangkan faktor internal atau dari diri siswa tersebut hanya masuk pada kriteria sedang 18, 5%.
Indikator kedua, prestasi belajar adalah prestasi belajar berarti suatu hasil yang diperoleh siswa dari aktivitas yang dinamakan belajar. sebagai suatu proses yang melahirkan kegiatan dengan jalan latihan. Prestasi belajar tentu terkait pula dengan masalah evaluasi atau penilaian. Karena prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi atau penilaian dengan kriterium tertentu. Penilaian hasil belajar yaitu penilaian tentang penguasaan murid/siswa sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti program bahan pengajaran yang disajikan. Meliputi aspek kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator prestasi belajar siswa yang terdiri dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan nilai siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan perhitungan frekuensi dan porsentase yang didapatkan bahwa indikator prestasi belajar siswa sebanyak 15 siswa atau 55,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru termasuk kriteria tinggi.
Pada dasarnya prestasi belajar siswa adalan perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru. Menurut Anni (2005: 4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Sedangkan faktor-faktor uang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:132), yaitu: (1) faktor internal atau faktor dari dalam diri individu, meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. (2) faktor eksternal atau faktor dari luar diri individu, meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. (3) faktor pendekatan belajar atau approach to learning yaitu jenis upaya belajar siswa atau kebiasaan yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor di atas saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan.
Hubungan minat baca di perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yaitu minat membaca mempunyai esensi yang strategis dalam kaitannya dengan belajar siswa. Minat membaca bisa mempengaruhi terhadap berhasil atau tidaknya siswa dalam menekuni suatu mata pelajaran. Dan dengan kematangan dan kesanggupan secara sadar dalam minat membaca akan lebih memantapkan proses belajar yang lebih aktif dan penuh kreatif dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pemanfaatan perpustakaaan sekolah dengan hasil belajar siswa peneliti menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan data minat baca perpustakaan sekolah oleh siswa (X) dan hasil belajar siswa (Y) maka dapat diketahui besarnya hubungan antara minat baca di perpustakaan sekolah dengan hasil belajar siswa rxy sebesar 0,651 berarti terdapat hubungan yang kuat antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). Adapun besarnya pengaruh minat baca siswa di perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa menggunakan koefisien determinasi r x 100% di dapat hasil 53,5%. Hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi 53,5% oleh dari minat baca siswa di perpustakaan sekolah, dan selebihnya yaitu 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
Saran penulis, bahwa dalam rangka meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan sekolah SD Negeri Siawung, maka pihak sekolah perlu perbaikan fasilitas perpustakaan seperti gedung, koleksinya terutama buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran dan koleksi tersebut mendukung kurikulum belajar mengajar, guru dan pustakawan yang ada selalu memberikan motivasi terhadap siswa-siswa untuk datang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Minat baca yang tinggi tentu mempengaruhi prestasi belajar yang tinggi pula.
Menurut Dian Sinaga (2011: 50) buku teks terbagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap. Yang dimaksud dengan buku teks utama yaitu buku-buku yang berisikan materi pelajaran bidang studi tertentu yang dipergunakan sebagai buku pegangan atau sumber utama untuk para siswa atau pendidik/guru. Dengan demikian, buku teks utama ini merupakan sumber utama yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum. Contoh buku teks utama yang menjadi koleksi perpustakaan sekolah adalah buku-buku paket untuk setiap jenis mata pelajaran yang diajarkan, yang biasanya langsung diberikan dari Departemen Pendidikan.
Koleksi buku teks pelajaran merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah maupun pengisi waktu senggang. Dengan memanfaatkan koleksi buku teks siswa akan memperoleh pengetahuan, informasi, literature dan hiburan. Kegiatan yang tampak pada setiap kunjungan siswa ke perpustakaan adalah meminjam maupun membaca koleksi buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Peran pustakawan sebagai fasilitator sebaiknya mampu memberikan pengarahan kepada pengguna agar koleksi buku yang dimilikinya dapat dimanfaatkan oleh siswa secara optimal. Kedudukan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar siswa, sehingga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.
Waktu yang digunakan membaca di perpustakaan yaitu waktu datang berkunjung dan membaca buku di perpustakaan. Waktu yang sangat singkat (sekitar 15 menit) merupakan waktu yang sangat berharga bagi siswa. Hampir semua siswa keluar dari ruangan dan melakukan berbagai aktivitas setelah penat menerima pelajaran dari guru. Kantin dan koperasi merupakan tempat yang paling banyak dikunjungi siswa untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun kebutuhan alat-alat pelajaran. Sarana lain yang sering dimanfaatkan siswa adalah halaman bermain bila ada dan WC, Perpustakaan. Untuk sekolah pinggiran Perpustakaan pengunjungnya mungkin masih sangat minim, karena masih terbatasnya fasilitas. Meskipun waktu yang sangat terbatas, masih ada siswa yang benar-benar memanfaatkannya untuk membaca buku baik di perpustakaan atau di kelas.
Berdasarkan hasil penelitian ada dua waktu yang digunakan oleh siswa datang membaca atau meminjam buku di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yaitu waktu jam istirahat dan waktu jam pelajaran yang sudah disusun oleh guru berkaitan dengan tugas yang diberikan. Dari hasil data penelitian diperoleh bahwa skor yang terbanyak adalah kriteria sangat tinggi adalah sebanyak 20 siswa atau 74,1% sedangkan waktu jam pelajaran hanya 7 siswa atau 25,9%yang memberi tanggapan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kunjungan siswa ke perpustakaan di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru untuk membaca dan meminjam buku yaitu waktu yaitu pada jam istirahat. Karena tidak semua guru memberikan waktu jam pelajaran untuk datang ke perpustakaan, dan hanya waktu-waktu tertentu yaitu apabila ada tugas yang diberikan oleh guru atau tugas kelompok, dan ada lomba membaca di perpustakaan.
Motivasi membaca di perpustakaan sekolah adalah dorongan siswa datang ke perpustkaaan membaca atau meminjam, baik motivasi dari dalam diri siswa (faktor internal) seperti pembawaan, kebiasaan, dan ekspresi diri maupun dari luar diri (faktor eksternal) siswa seperti dari lingkungan, baik dari lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Membaca adalah salah satu jalan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada zaman sekarang sudah banyak bahan bacaan yang bermanfaat bagi pengembangan kehidupan. Pada gilirannya minat baca seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat belajarnya. Pembinaan minat baca pada hakikatnya salah satu usaha untuk memperbaiki proses belajar mengajar di sekolah yang menaunginya.
Motivasi membaca oleh lingkungan sekolah biasanya dilakukan oleh guru dan pustakawan. Guru dan pustakawan harus dapat memungsikan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dalam mengembangkan minat baca. Oleh karena itu pengelolaan perpustakaan diasumsikan sebagai upaya dalam mengembangkan minat baca, hal ini dapat dilihat dari berbagai sumber yang dikelola dengan baik, sehingga menarik siswa untuk memanfaatkannya.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara lambat laun memiliki kesenangan membaca. Mengingat minat baca siswa masih sangat rendah dan belum berkembang dengan sepenuhnya. Sebab dengan membaca berarti dapat menambah pengetahuan, menambah ide-ide baru dan memperluas pandangan. Pengembangan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan, penyempurnaan dan peningkatan. Untuk membina dan mengembangkan minat baca tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca. Pembinaan ini dapat berupa pemberian pelayanan yang ada di perpustakaan sekolah. Semakin baik pelayanan perpustakaan di sekolah, maka minat baca akan semakin meningkat. Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai pusat edukasi, berarti perpustakaan sekolah berfungsi sebagai guru atau sebagai pusat belajar mengajar yang menyajikan kebutuhan para siswa. Di perpustakaan sekolah harus tersedia bahan pelajaran yang dituntut keberadaannya oleh kurikulum. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi baik buku-buku paket dari departemen pendidikan nasional dan sarana lain yang diharapkan dapat menunjang proses belajar mengajar. Dengan demikian perpustakaan sekolah mampu mengembangkan daya pikir siswa secara rasional, serta memenuhi kebutuhan dan tuntutan siswa akan sumber-sumber bahan pelajaran (Sinaga, 2004 : 26).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator minat baca berupa motivasi siswa membaca di perpustakaan SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yang dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan termasuk kriteria tinggi. Dari data hasil penelitian bahwa faktor eksternal (orang tua, guru dan pustakawan) yang memiliki skor yang terbesar yaitu sebanyak 15 siswa atau 55,2%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang memberikan motivasi dalam mengembangkan minat baca di perpustakaan sekolah di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru adalah dari faktor eksternal yaitu orang tua, guru dan pustakawan dengan berbagai kegiatan membaca. Sedangkan faktor internal atau dari diri siswa tersebut hanya masuk pada kriteria sedang 18, 5%.
Indikator kedua, prestasi belajar adalah prestasi belajar berarti suatu hasil yang diperoleh siswa dari aktivitas yang dinamakan belajar. sebagai suatu proses yang melahirkan kegiatan dengan jalan latihan. Prestasi belajar tentu terkait pula dengan masalah evaluasi atau penilaian. Karena prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi atau penilaian dengan kriterium tertentu. Penilaian hasil belajar yaitu penilaian tentang penguasaan murid/siswa sebagai hasil belajar yang diperoleh siswa selama mengikuti program bahan pengajaran yang disajikan. Meliputi aspek kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator prestasi belajar siswa yang terdiri dari kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan nilai siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan perhitungan frekuensi dan porsentase yang didapatkan bahwa indikator prestasi belajar siswa sebanyak 15 siswa atau 55,6%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru termasuk kriteria tinggi.
Pada dasarnya prestasi belajar siswa adalan perubahan tingkah laku mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan motorik) seperti penguasaan, penggunaan dan penilaian berbagai pengetahuan dan ketrampilan sebagai akibat atau hasil dari proses belajar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang tertuang dalam bentuk nilai yang di berikan oleh guru. Menurut Anni (2005: 4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Sedangkan faktor-faktor uang mempengaruhi prestasi belajar menurut Muhibbin Syah (2008:132), yaitu: (1) faktor internal atau faktor dari dalam diri individu, meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. (2) faktor eksternal atau faktor dari luar diri individu, meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa. (3) faktor pendekatan belajar atau approach to learning yaitu jenis upaya belajar siswa atau kebiasaan yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Faktor-faktor di atas saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan.
Hubungan minat baca di perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru yaitu minat membaca mempunyai esensi yang strategis dalam kaitannya dengan belajar siswa. Minat membaca bisa mempengaruhi terhadap berhasil atau tidaknya siswa dalam menekuni suatu mata pelajaran. Dan dengan kematangan dan kesanggupan secara sadar dalam minat membaca akan lebih memantapkan proses belajar yang lebih aktif dan penuh kreatif dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan pemanfaatan perpustakaaan sekolah dengan hasil belajar siswa peneliti menggunakan rumus korelasi product moment. Berdasarkan data minat baca perpustakaan sekolah oleh siswa (X) dan hasil belajar siswa (Y) maka dapat diketahui besarnya hubungan antara minat baca di perpustakaan sekolah dengan hasil belajar siswa rxy sebesar 0,651 berarti terdapat hubungan yang kuat antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). Adapun besarnya pengaruh minat baca siswa di perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa menggunakan koefisien determinasi r x 100% di dapat hasil 53,5%. Hal ini berarti hasil belajar dipengaruhi 53,5% oleh dari minat baca siswa di perpustakaan sekolah, dan selebihnya yaitu 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa : (1) pada umumnya tanggapan siswa terhadap hubungan antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah di SD Negeri Siawung, kabupaten Barru pada setiap indikator termasuk kriteria tinggi. (2) Hubungan antara minat baca siswa di perpustakaan sekolah SD Negeri Siawung, kabupaten Barru mempunyai hubungan yang kuat sesuai hasil perhitungan korelasi product momet yaitu nilai koefisiesn determinasi sebesar 0,651, di mana berpedoman pada pernyataan bahwa nilai antara 0,600 s/d 0,800 terdapat hubungan tinggi atau kuat.Saran penulis, bahwa dalam rangka meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan sekolah SD Negeri Siawung, maka pihak sekolah perlu perbaikan fasilitas perpustakaan seperti gedung, koleksinya terutama buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran dan koleksi tersebut mendukung kurikulum belajar mengajar, guru dan pustakawan yang ada selalu memberikan motivasi terhadap siswa-siswa untuk datang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Minat baca yang tinggi tentu mempengaruhi prestasi belajar yang tinggi pula.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi,dkk., (1990). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Anni, Catharina Tri, dkk. (2005). Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK. Universitas Negeri Semarang.
Darmono. (2001). Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Undang-undang Republik Indonesi Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen P dan K.
Dian Sinaga. (2011). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bandung: Bejana Muhibin Syah. (2004).
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.Remaja Rosda karya.
Sinaga, Dian. 2004.
Perpustakaan Sekolah peranannya dalam proses belajar mengajar. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.
0Komentar