Kisah Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu Menghapal Hadits - Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah seorang sahabat yang sangat terkenal dan sangat terhormat. Ia begitu banyak meriwayatkan hadits sehingga tidak tertandingi oleh sahabat lain. Orang-orang merasa heran terhadap dirinya karena dalam waktu yang sangat singkat, kira-kira dalam empat tahun, ia mampu mengingat hadits-hadits Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam begitu banyak. Padahal ia masuk Islam pada tahun ketujuh Hijriyah dan Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam wafat pada tahun kesebalas Hijriyah.
Ketika orang-orang bertanya, "Wahai Abu Hurairah, bagaimana engkau dapat menghapal hadits begitu banyak?" Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menceritakan sebabnya, "Orang-orang mengatakan bagaimana Abu Hurairah meriwayatkan banyak hadits. Pada umumnya, saudara-saudaraku Kaum Muhajirin adalah para pedagang, sehingga harus pulang pergi ke pasar. Sedangkan saudaraku kaum Ansar adalah kaum petani, mereka selalu sibuk dengan pertaniannya. Aku termasuk Ahlus Shuffah miskin yang selalu sibuk duduk di majelis Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Aku makan jika datang makanan, dan aku menerima apa adanya. Aku berada di dekat Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau bersabda, 'Hamparkan kain selimutmu!' Aku pun menghamparkan kain selimutku. Kemudian Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat dengan kedua tangannya di atas selimut itu dan bersabda, 'Tempelkanlah kain itu!' Aku pun menempelkannya ke dadaku. Sejak saat itu, aku tidak pernah lupa apapun yang telah akuhafal.' (H.R. Bukhari)
Faidah
Ahlus Shuffah adalah orang-orang yang tinggal di tempat seperti zawiyah (ruang berzikir) Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka tidak memiliki nafkah tertentu untuk hidup mereka. Mereka seolah-olah tamu Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Jika datang hadiah atau sedekah kepada Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dari situlah kebanyakan nafkah mereka. Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah salah seorang diantara mereka. Terkadang untuk beberapa lama ia mengalami kelaparan. Ia terkadang-kadang terlihat seperti terkena penyakit gila karena lapar. Meskipun demikian, ia tetap sibuk menghapal hadits-hadits Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Sehingga karena kesungguhannya, sampai sekarang hadits dari riwayatnyalah yang paling banyak. Syaikh Ibnul Jauzi Rahmatullah 'alaih menulis di dalam Kitab Talqih bahwa ada 5.374 hadits yang diriwatkan oleh Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.
Pernah Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan hadits tentang jenazah, bahwa Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa ikut shalat jenazah kemudian pulang, maka dia mendapat pahala satu qirath. Apabila ia mengikuti sampai penguburannya maka dia mendapat pahala dua qirath. Satu qirath itu lebih besar dari pada Gunung Uhud." Sayydina Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma agak ragu-ragu dengan hadits ini. Ia berkata, "Wahai Abu Hurairah, pikirkanlah sebelum mengatakannya." Mendengar perkataan itu, Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu marah, sehingga ia langsung mendatangi Sayyidatina 'Aisya Radhiyallahu 'anha. Setibanya di sana, Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata, "Dengan bersumpah, aku bertanya kepada engkau. Adakah engkau pernah mendengar hadits Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam tentang qirath?" Sayyidatina 'Aisya Radhiyallahu 'anha menjawab, "Ya, aku pernah mendengarnya." Kemudian Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata kepada Sayyidina Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma, "Pada zaman Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam aku tidak pernah menanam pohon di kebun dan tidak pernah berjualan di pasar. Aku selalu berada di majelis Baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Apa yang diucapkan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, aku hapalkan, dan apa saja makanan yang datang, itulah yang aku makan," Sayyidina Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata, "Benar, engkau lebih sering bersama Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, dan engkau lebih mengetahui mengenai hadits daripada kami." (dari Kitab Musnad Ahmad)
Walau Sayyidina Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu sangat sibuk, ia selalu membaca istighfar 12.000 kali setiap hari. Di tangannya selalu ada tali bersimpul sebanyak seribu simpul, dan dia tidak akan tidur pada malam hari sebelum membaca Subhaanallah sejumlah seribu simpul tersebut. (dari Kitab Tadzkiratul Huffazh)
0Komentar