Akibat Menimbun Mata Air, Buta di Alam Barzakh
Akibat Menimbun Mata Air, Buta di Alam Barzakh



Akibat Menimbun Mata Air, Buta di Alam Barzakh - Salah seorang ulama besar berkisah: Seorang kerabat saya membeli tanah, sebelum dia kemudian meninggal. Sebelumnya, dia telah menghabiskan sisa umurnya dalam kondisi serba berkecukupan. Setelah dia meninggal, saya melihatnya dalam mimpi menjadi buta. Saya pun bertanya kepadanya penyebab kebutaannya di barzakh tersebut. 


Dia menjawab, "Di tengah ladang yang saya beli, terdapat sumber air bersih yang dimanfaatkan penduduk setempat, baik untuk mereka maupun hewan peliharaan mereka, yang menyebabkan sebagian hasil tanaman ladang saya rusak karena mondar mandirnya mereka ke ladang saya itu. 


Karenanya, akhirnya saya menutup jalan mereka yang menuju ladang, agar hasil ladang saya tak mengalami kerugian. Saya pun menutup sumber air tersebut dengan tanah dan bebatuan, sehingga sumber air itu menjadi kering. Penduduk pun terpaksa mengambil air di tempat-tempat lain yang jauh. Itulah sebabnya saya dibutakan di barzakh ini lantaran saya telah mencegah mereka (dari air) kala di dunia dulu."


Lalu, saya bertanya, "Lantas, adakah jalan keluarnya?" Dia menjawab, "Jika pewaris saya membukakan sumber air itu lagi dan membiarkan penduduk memanfaatkannya kembali, maka keadaan saya akan dapat lebih baik." Keesokan harinya, saya mengunjungi ahli waris orang tersebut dan mereka setuju untuk membuka kembali sumber air itu.


Selang beberapa waktu, saya kembali bermimpi orang itu lagi, yang sudah dalam kondisi tak buta dan mengucapkan terima kasih kepada saya. Sungguh, manusia harus tahu bahwa apa yang dilakukannya akan kembali pada dirinya:


Dia mendapat pahala kebajikan yang dia usahakan dan dia mendapat siksa kejahatan dari kejahatan yang dia usahakan. (al-Baqarah : 286)


Dan jika menzalimi seseorang, maka berarti dia telah menzalimi dirinya sendiri. Jika berbuat bajik kepada seseorang, berarti dia telah berbuat bajik kepada dirinya sendiri. Dan jika dia memenggal kepala orang lain, maka sesungguhnya di alam barzakh dia akan terpenggal kepalanya, dan di neraka Jahanam kepalanya akan terbelenggu dengan kedua kakinya, sebagaimana firman Allah Swt:


Lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. (al-Rahman : 41)


Karena itu, Sayyidah Zainab binti Ali berkata kepada Yazid bin Mu'awiyah (semoga Allah melaknatnya dan ayahnya) di istananya, "...Dan tidaklah kau sayat melainkan kulitmu sendiri dan tidaklah kau penggal kecuali kepalamu sendiri."